بسم الله
الرّحمن الرّحيم
DINAMIKA
INDONESIA
Oleh
: Nuraini
“Dan demi jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah SWT meng-ilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (asy-Syams :7-8 )
Manusia diciptakan oleh
Allah SWT dengan sarana untuk meniti jalan kebaikan atau jalan kejahatan. Allah
SWT memerintahkan agar kita saling berwasiat untuk menaati kebenaran, saling
memberi nasihat diantara kita dan menjadikannya diantara sifat-sifat orang yang
terhindar dari kerugian.
Hal inilah yang
melatarbelakangi pemikiran saya untuk membahas mengenai kenyataan akan kejadian
yang banyak terjadi dilingkungan kita, yakni dinamika perilaku masyarakat
Indonesia.
Kenapa saya mampu
mengatakan yang demikian, tentu saja lantaran sikap perihatin saya terhadap perilaku masyarakat zaman sekarang.
Selain itu ada banyak faktor yang memengaruhi perubahan kebiasaan masyarakat
Indonesia. Hal terkecil yang mungkin dapat dijadikan contoh yakni sudah banyak
produk yahudi yang beredar ditengah-tengah kita, selain itu tekhnologi yang
semakin canggih hasil karya mereka, yang memang sengaja disetting untuk
menghacurkan anak negri, kini telah menjadi konsumsi dan hal biasa. Misalnya,telah
banyak beredar di masyarakat umum games online yang digemari oleh orang dewasa hingga
anak kecil belia. Smartphone, laptop, komputer, de el el telah banyak digunakan
dengan salah kaprah.
Ironis memang, katanya
10 tahun mendatang Indonesia akan menjadi salah satu negara kaya juga termasuk
negara maju. Namun hal yang demikian ini hanya akan menjadi suatu kemungkinan
kecil belaka. Yang tentunya tidak akan dapat tercapaikan jika system
pemerintahan dan peranan seluruh aspek masyarakat tidak bekerja dengan baik
bagi kemajuan negara ini.
Faktanya, di Indonesia masih
banyak masyarakat hidup dengan kemiskinannya. Pendidikan yang masih
dibelakangkan, pengangguran masih meraja lela, serta masih banyak yang menderita
gizi buruk. Sedang para petinggi negeri sibuk dengan urusan politiknya, demi
merebutkan serta mempertahankan kedudukan dan jabatannya. Selain itu,
masyarakat enggan bekomentar tentang apa yang tengah ramai dibicarakan di media
masa mengenai berita masalah negri ini, lantaran bagi masyarakat awan nan susah
masalah hidupnya jauh lebih berat sebab dalam pikirnya hanya satu, bisa makan
“hari ini dan besok”.
Bila saya harus
tuturkan tentu saja permasalahan negeri ini amat banyak. Namun demikian,menurut
pandangan saya akar permasalahan semua ini adalah pendidikan. Pendidikan dalam
segi apapun, baik formal dibangku sekolahan maupun pendidikan akhlaq bimbingan
orangtua ataupun didikan agama yang masih sangat minim dimiliki seluruh
masyarakat Indonesia. Kenapa demikian, sebab pendidikan yang mampu akan membawa
perubahan, walau lama tetapi nyata hasilnya.
Faktanya Pemerintah
menyatakan bagi umat muslim di Indonesia, dalam satu tahun banyaknya anak yang
putus sekolah tingkat SMP/MTs/sederajat dan SMA/SMK/sederajat itu mencapai tiga
ribu orang. Dan pada akhirnya mereka yang putus sekolah ini hanya menjadi
sampah masyarakat. Selain itu lulusan sarjana atau perguruan tinggi umat muslim
di Indonesia dari 100 orang hanya ada 3 % saja, sisanya banyak yang menjadi
buruh pabrik juga TKI di Negara tetangga, hal ini lantaran faktor ekonomi yang
lemah juga tak mampunya Pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai.
Dalam kesempatan kali
ini saya akan menceritakan dinamika masyarakat sekitar tempat tinggal saya. Tak
perlu jauh memang, kejadian yang saya sebutkan diatas telah banyak terjadi
dilingkungan tempat tinggal sendiri. Padahal saya tinggal di wilayah perbatasan
antara kota Depok dan kabupaten Bogor. Yang tentunya mudah untuk mengakses
transportasi dan jaringan informasi dari kota. Namun dizaman modern ini tak
banyak hal positif yang diterima di tempat perkampungan ini.
Perkampungan saya masih
tergolong kedalam desa perekonomian rendah.Hanya sebagian kecil masyarakat
pekerja profesional, selebihnya sebagai pekerja serabutan. Di wilayah RT 02
khususnya ada 7 pemuda yang putus sekolah SMP dan SMA, tak semua beralasan
berhenti sekolah lantaran faktor ekonomi belaka, namun juga karena lingkungan
yang memengaruhi. Bahkan ada beberapa orangtua yang melarang anaknya sekolah
karena kenakalan anaknya. Belum lagi masih banyak anak gadisnya yang memang
sengaja tidak melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi setelah tamat SD,
sebab biaya yang jadi kendala juga perkembangan informasi pedidikan yang tak
diperoleh masyarakat disini, sehingga banyak orang tua yang menjadikan landasan
bahwasanya “perempuan tak perlu sekolah tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya ada
di dapur”, itulah dalihnya. Sekarang banyak dari teman-teman saya yang bekerja
sebagai buruh pabrik, sales, OB, bahkan ada yang cuma sebagai buruh cuci
(pembantu rumah tangga) di perumahan. Setidaknya punya pekerjaan dan dapat
penghasilan, namun masih banyak pula yang cuma jadi pengangguran.
Selain itu,
pemuda-pemudi dikampung ini yang melanjutkan ke perguruan tinggi banyaknya
masih dapat dihitung jari, apalagi lulusan sarjananya. Bila dibandingan dengan
kampung sebrang, pembangunan juga alur perekonomian disana jauh lebih baik, ada
33 orang lulusan sarjana dalam satu RT, sedang di tempat saya khususnya baru 2
hingga 3 orang saja, sungguh jauh bukan perbedaannya.
Seperti yang saya
sebutkan sebelumnya, tak semua orangtua beralasan tidak menye-kolahkan anaknya
lantaran ekonomi atau tak ada biayanya. Namun juga faktor lingkungan serta
pergaulan bebas yang meraja lela di desa ini, anehnya para orangtua tak punya
banyak solusi juga cara yang baik untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
anak-anaknya. Mereka hanya diam, dan membiarknnya.
Anak-anak zaman
sekarang lebih canggih mainannya dibanding zaman dahulu, anak zaman sekarang
banyak yang nongrong didepan PS ataupun Games online. Kebetulan disamping rumah
ada tempat PS, terkadang dari jam 7 pagi
hingga larut malam tempat itu selalu ramai oleh anak kecil hingga dewasa, dari
anak TK sampai yang sudah tak sekolah pun ada. Hari-hari mereka dihabiskan
untuk main games online ini, kita semua tengah di jajah oleh orang-orang
yahudi. Perlu diketahui, bahwasanya akibat dari seringnya main PS ataupun Games
online ini akan menyebabkan menyumbatan dalam otak, sehingga otaknya dapat
membeku. Menimbulkan kecanduan secara terus menerus, hingga dapat berakibat
fatal, bahkan berujung pada kematian.
Namun demikian, hal ini
dianggap biasa oleh para orangtuanya, mereka seakan cuek dan membiarkannya
begitu saja seakan tak punya kesadaran akibat buruk dari games online ini. Entah
para orangtua memang tak tau akibat buruk dari games online ini bagi anaknya
atau lantaran kuwalahan menghadapi kenakalan anaknya. Banyak pula penyimpangan
sosial anak-anak muda disini, yang kerjaannya nongrong ga jelas juntrungannya.
Mereka-mereka ini lah yang putus sekolah dan jauh dari pengajian. Tak perlu
heran memang, kesadaran masyarakat memang minim. Jangankan anak mudanya, orang
tuanya juga jauh dari pengajian.
Hal ini yang sangat
memprihatinkan, banyak hal yang perlu dibenahi di desa saya. Untuk menuju desa yang maju,
desa seribu sarjana, desa nomor satu akhlaq dan moralnya, sebagai desa yang
patut dicontoh demi kemajuan Negeri ini. Namun sayang, inilah yag menjadi PR
besar bagi saya, tentu hal yang demikian tidaklah mungkin dapat terwujud jika
tak ada peran yang memulainya, saya yang mencoba ikut andil bersama para
tokoh masyarakat kampung untuk membuat
sebuah yayasan demi peningkatan mutu pedidikan disini, selain itu pembentukan
gerakan pemuda sebagai langkah awal dengan mendirikan teras belajar ditiap-tiap
rumah murobi. Maka perlu waktu juga proses yang cukup lama rasanya demi
terwujudnya wacana kami demi kemajuan desa ini.
Dan demi mewujudkannya,
perlu sekiranya upaya dan usaha kami untuk melakukan pendekatan juga
mensosialisasikan pengetahuan dan informasi mengenai pentingnya pendidikan
agama juga pendidikan formal disekolahan, serta bahayanya games online dan
pergaulan bebas bagi anak agar timbul kesadaran orangtua dan seluruh masyarakat
terhadap anak demi masa depan yang jauh lebih baik. Akan tetapi, upaya dan
usaha ini tidaklah akan berbuah manis jika tanpa adanya peranan pemerintahan.
Sudah barang tentu pemerintah punya peranan terpenting bagi setiap perubahan
rakyatnya. Hal yang paling mendasar bagi saya, pemerintah perlu mengeluarkan
kebijakan yang juga harus dijalankan untuk membatasi peluasan dan penyalah
gunaan games online di Negeri ini.
Keadaan masyarakat
sekitar tempat tinggal saya ini sekiranya sebagai gambaran dari desa-desa yang
ada di tanah Indonesia yang sudah barang tentu tak jauh berbeda keadaannya,
mungkin ada yang jauh lebih baik bahkan tak sedikit yang jauh lebih buruk
keadaannya. Selain itu perlu sekiranya kesadaran pemerintah terhadap rakyatnya,
demi kemajuan yang diimpikan untuk negeri ini. Bukan perkara politik, bukan
pula perkara jabatan serta kedudukan, hal ini perlu seluruh masyarakat sadari
kita tengah dikepung oleh orang-orang Yahudi. Mereka tak ingin kejayaan islam
itu terwujud lebih dari itu mereka ingin sekali menghancurkan umat islam.Dinamika
atau perubahan perilaku masyarakat Indonesia akan berjalan dengan baik bila
system pemerintahan negeri ini baik pula sejalan dengan ajaran syari’at islam
Tuhan kita Allah SWT.
Wallahualam bisoab,,,
Semoga tulisan tak
berarti ini akan membuat kita sadar bahwasanya ada banyak disekeliling kita
yang dilema, bukan perkara lantaran habis putus cinta dengan si pacar tapi jauh
dari itu mereka putus cinta dengan Tuhannya. Tak pelu kita banyak berkomentar
tentang pemimpin-pemimpin negeri ini, memang kenyataannya begini. Perubahan
baik itu tidak akan terwujud secara langsung oleh mereka pemimpi negeri, tapi
berawal dari tangan-tangan kita sendiri. Semoga tulisan ini dapat membuka hati
dan fikiran kita semua yang membaca dan mengubah pandangan menjadi manfaat. Kritik
juga saran sangat berarti bagi saya demi perbaikan kedepannya.
Terimakasih saya
ucapkan kepada ka Yoyo, yang secara tak langsung mengharuskan saya membuat
tulisan ini. Sungguh hal yang menyenangkan. Terimakasih pula kepada pembaca
yang mau meluangkan sedikit waktunya untuk membaca artikel ini. Mohon maaf jika banyak kekurangan serta kesalahan.
Wassalamu’alaikum
warohmatullah wabarokatuh ...
BRIGADE
STEI SEBI
2014
Komentar
Posting Komentar