gambar cover depan buku, via doc. pribadi penulis |
RESENSI BUKU
Judul : At-Thariq ilal Quluub -
Bagaimana Menyentuh Hati -
Kiat-Kiat Memikat Objek Dakwah
Pengarang : Abbas As-Siisi
Penerbit : www.dakwah.info
Tebal Halaman : 170 hlm
Oleh : Nuraini, Beswan Scholars Bazma Pertamina, Majelis Musyawarah Mahasiswa, STEI SEBI
Bagaimana Menyentuh Hati -
Kiat-Kiat Memikat Objek Dakwah
Pengarang : Abbas As-Siisi
Penerbit : www.dakwah.info
Tebal Halaman : 170 hlm
Oleh : Nuraini, Beswan Scholars Bazma Pertamina, Majelis Musyawarah Mahasiswa, STEI SEBI
Buku ini
membongkar dengan tuntas bagaimana cara untuk menyentuh hati objek dakwah.
Cocok untuk dibaca oleh para aktivis dakwah, para guru, para murobbi ataupun
calon murobbi. Bahkan tak terbatas hanya para aktivis, buku ini sangat
direkomendasikan untuk dibaca oleh umat islam. Banyak keteladan Rasul dan
ulama-ulama terdahulu dalam manisnya dakwah mereka dituang dalam buku ini.
Buku Bagaimana
Menyentuh Hati ini, terbit pada saat Mesir tengah diguncang oleh aksi keganasan
dan tindakan kekerasan dari beberapa kelompok ekstrem. Pada judul buku ini
terdapat suatu kandungan maksud untuk membersihkan berbagai sikap keras dan
tindakan kurang bijak dengan menunjukkan jalan-jalan menuju hati. Buku ini
ditulis oleh salah seorang tokoh pada
tahun 30-an, pemilik institusi khusus dakwah yang dikenali dengan sekolah penuh
cinta, beliau adalah Abbas
As-Siisi.
Dalam buku ini
penulis berpesan, Para da'i sebagai pelaku dakwah itu selain harus besikap
lemah lembut juga harus memiliki kemampuan untuk membangkitkan "indra ketuhanan"
demi menarik simpati hati, menyatukan jiwa, dan berinteraksi dengan gerakan
dakwah beserta medannya yang membentang luas. Ini semua dapat terwujud dengan
ajakan dan seruan yang baik, cara yang baik, metode dialogis, dan argumentasi yang
lebih baik, serta keteladanan yang "tanpa cela".
Buku ini
membongkar, bahwasanya yang harus diingat sebagai da'i adalah tugasnya yang
seperti tugas para pegawai elektrik, mengalirkan kekuatan dari sumbernya ke
setiap hati orang-orang muslim agar senantiasa bersinar dan menerangi sekelilingnya.
Kelebihan dari
buku ini menyebutkan bahwa Tabiat dakwah itu terbagi menjadi 4 hal, diantaranya
adalah ; Pertama Saling mengenal, Kedua Memiliki akhlak yang baik dan
berpenampilan menarik, Ketiga Berlaku
ikhlas hanya mencari ridha Allah swt., tidak untuk tujuan-tujuan selain Allah,
dan terakhir Mengucap salam dan menjawab salam dengan yang lebih baik.
Buku ini
membuktikan bahwa sarana yang dapat membuka hati objek dakwah kita adalah apa
yang disabdakan oleh Rasulullah saw,
1) "Orang yang
paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling berguna bagi
orang lain."
2) "Sebaik-baik amal
perbuatan adalah membuat orang muslim lainnya merasa gembira, atau meringankan
kesulitannya, atau membayarkan hutangnya, atau memberinya makan."
3) "Berjalan
menemani saudara seiman dalam rangka menyelesaikan keperluannya lebih saya
sukai daripada beri'tikaf di masjid selama sebulan."
4) "Sesungguhnya
perilaku yang jelek dapat merusak perbuatan seperti cuka yang merusak
madu."
Gaya bahasa
yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa yang komunikatif, dengan gaya
penulis yang khas, menggunakan penekanan yang mencolok pada tulisan yang
penting, sehingga pesan yang ingin disampaikan penulis mudah dipahami oleh
pembaca. Sebagai contoh yang saya temukan dalam buku ini ialah hal sepele namun
ternyata penuh makna yaitu, para da'i harus ingat bahwa "penampilan seorang da'i harus berseri-seri dan ceria dalam segala
situasi dan kondisi". Maka seorang da'i tidak boleh bermuka masam dan
cemberut sewaktu menghadapi seseorang, tetapi berwajah ceria ketika menghadapi
yang lain. Bahkan seharusnya ia selalu berlapang dada dan ceria. "Carilah
kebaikan di saat wajah sedang ceria", demikian kata pepatah.
Sesungguh-nya dalam hati setiap orang tersimpan potensi besar bagi dakwah, karena
hati seseorang secara fitrah senang kepada semua yang menyambut dan melayaninya
dengan baik.
Namun, ada
beberapa kelemahan dalam buku ini, yaitu tidak adanya ilustrasi gambar,
sehingga buku terkesan membosankan untuk pembaca yang menyukai gambar. Selain
itu terdapat beberapa kata yang typo dalam penulisannya. Akan tetapi sudah
selayaknya menjadikan buku ini sebagai salah satu buku pedoman dalam menyentuk
hati objek dakwah kita. Buku ini layak untuk dibaca karena berisi pemahaman
yang sesuai dengan logika. Dilengkapi dengan contoh kasus dan penyelesaiannya
dalam menghadapi objek dakwah, baik itu dari pengalaman pribadi penulis ataupun
tokoh-tokoh islam lainnya yang penulis muat di buku ini.
Sebagai penutup buku ini, penulis
mengungkapkan bahwa Kaedah dakwah adalah gerak kehidupan yang harus dijalani
dengan sabar dan bijaksana, baik itu yang berkaitan dengan perniagaan atau belajar
mengajar. Jika demikian, mengapa kita melupakan sunnatullah itu tatkala mengembang
tugas dakwah? Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
agama ini kukuh, maka bimbinglah orang lain ke dalamnya dengan lembut.
Sesungguhnya kuda yang terus menerus dicambuk, ia tak akan sampai pada tujuan dan
ia sendiri akan mati."
Setelah membaca buku ini, pembaca
diharapkan dapat memahami kunci rahasia menyentuh hati objek dakwahnya, dan
menguasai medan dakwahnya yang membentang luas. Sehingga mampu melahirkan
generasi peradaban islam yang kokoh. (Nuraini)
Komentar
Posting Komentar