Resume - Agar Bidadari Cemburu Padamu

Agar Bidadari Cemburu Padamu

Gambar Doc. Pribadi Penulis
RESUME BUKU
Judul                   : Agar Bidadari Cemburu Padamu
Penulis                : Salim A. Fillah
Penerbit              : Pro-U Media
Tebal Halaman   : 254 hlm
Oleh :

Bukan Ubun dan Bukan Kaki, Tapi Rusuk kiri...
“bukan dari tulang ubun ia diciptakan
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikan diinjak dan diperbudak
            Tetapi dari rusuk kiri
            Dekat ke hati untuk dicintai
            Dekat ke tangan untuk dilindungi”
“selalu wasiatkan kebaikan kepada para wanita. Karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari jalinan tulang rusuk ialah tulang rusuk bagian atas. Jika kalian paksa diri untuk meluruskannya, ia akan patah. Tetapi jika kalian mendiamkannya, akan tetap bengkok. Karena itu, wasiatkanlah kebaikan kepada para wanita.” (H.R Al Bukhari, dari Abu Hurairah)
Adalah hak bagi setiap yang bernafas untuk mendapat wasiat kebaikan. Allah letakkan kerugian dengan sumpah bagi manusia yang tidak beriman, tidak beramal shalih dan tidak saling berwasiat dengan hak dan kesabaran.

Sayang padaku, sayang semuanya
Allah itu Maha satu. Tapi kasih-Nya tak Cuma satu-satu Aku sayang ibu. Allah bukan berbilang satu dua tiga, tapi Ia sayang semuanya. Maka demikianlah, Allah menyayangimu, menjagamu, memberikan hak-hakmu sepenuhnya. Tapi Ia selalu pas, sesuai porsi, adil, dan seimbang dalam memberi.
Sekalipun Allah memuliakan kaum hawa, Ia tak mendzalimi sahabat perjalanannya yaitu kaum adam.
1.    Soal kepemimpinan :
“kaum laki-laki adalah qawwam atas kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah menjaga mereka...” (q.s An Nisa’ : 34)
“setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanyai perihal apa yang dipimpinnya... seorang wanita adalah pemimpin bagi rumahtangga suaminya, dan ia bertanggungjawab atas apa yang pimpinnya.” (HR Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan An Nasa’i)
Pada kepepimpinan masing-masing Allah letakkan keindahan. Laki-laki dan perempuan bukan musuh yang saling merendahkan posisi dan menghinakan tugas. Hubungan mereka bukan hubungan konflik. Bahkan keduanya adalah belahan tak terpisahkan dalam kemulian tiupan ruhNya.
“sesungguhnya wanita adalah belahan tak terpisahkan dari lelaki” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi).
2.    Soal Waris
“Allah mensyariatkan bagi kalian untuk anak-anak kalian. Yaitu bagian anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.” (An-Nisa’ : 11)
Kenapa laki-laki lebih diuntungkan dengan aturan waris disurat An-Nisa ?
Jawabannya : Tidak sama sekali. Laki-laki wajib membayar mahar kepada perempuan, bahkan pembayaran itu wajib sesuai yang disyaratkan si perempuan. Laki-laki wajib memberi nafkah kepada isteri dan anak-anaknya. Kewajiban ini tidak diberlakukan bagi perempuan, bahkan meski ia memiliki harta sebanyak apapun. Laki-laki yang tidak memenuhi kewajiban ini seringan-ringannya hukuman adalah kurungan.
3.    Soal Akal dan Agama
“Rasulullah SAW bersabda : “tiada yang aku lihat dalam kekurangan dalam akal dan agama yang meruntuhkan kekokohan akal orang yang cerdik, seperti kekurangan yang dimiliki salah seorang antara kalian”. lalu salah seorang wanita yang beliau ajak bicara berkata lantang “apa maksudnya kurang dalam akal dan agama ?”.Beliau bersabda : “kekurangan dalam akal adalah bahwa persaksian dua orang wanita setara dengan persaksian seorang laki-laki. Adapun kekurangan agamanya adalah salah seorang dari kalian tidak berpuasa di beberapa hari dalam bulan Ramadhan, dan tidak mendirikan sholat pada beberapa waktu sholat.” (HR Abu Dawud)
Apa Rasul mencela ?
Jawabannya : Tidak ! beliau hanya memaparkan kondisi yang dikaruniakan Allah pada wanita sesuai dengan apa yang Ia ciptakan sebagai bekalan. Itu saja, tidak lebih.
Rasulullah memaparkan kuantitas dalam agama. Tetapi beliau tidak menyebutkan dalam hal kualitas. Mengapa ? nyatanya banyak wanita yang kualitas shalat dan puasanya jauh lebih baik dari kaum laki-laki. Lalu soal kekurangan akal ? itu juga berkaitan dengan bekalan yang diberikan Allah secara istimewa bagi masing-masing lelaki dan wanita untuk mendukung tugas muliannya.
Secara kuantitas, laki-laki dikarunia Allah sifat khusus yang dominan seperti keras dan kuat, lambat bereaksi, lambat merespon, dan banyak berpikir serta meggunakan akal sebelum bertindak. Mengapa ? karena ia harus kuat karena harus menjaga. Ia harus mendayagunakan kuantitas akalnya sebanyak-banyaknya sebelum bertindak, karena sekali ia bertindak, dampaknya akan luas.
Sedangkan wanita, dibekali Allah dengan kelembutan, sifat penyanyang, cepat terpengaruh, dan segera memenuhi permintaan tanpa banyak pertimbangan. Itulah makhluk yang masing-masing memiliki keistimewaan.
Kekurangan akal pada wanita bukanah aib, cacat, dan cela. Sebagaimana laki-laki memiliki kekurangan kepekaan dan kehalusan perasaan. Laki-laki lambat merespon, dan kekurangan lainnya. Ini bukanlah aib, semuanya karunia Allah yang khas dan istimewa.
Soal mutu akal, siapa yang lupa pada ‘Aisyah atau ummu Salamah yang menghafal ribuan bait syair, menjadikan rujukan ilmu perhitungan waris (Faraidh), dan banyak meluruskan sahabat Rasul tentang berbagai masalah yang mereka salah pahami. Dan ‘Aisyah yang menguasai berbagai bidang ilmu, antara lain bidang fiqh, hadits,tafsir, ilmu syri’ah, adab, syair, khabar, silsilah keturunan, peninggalan-peninggalan berharga, kedokteran, maupun sejarah. Ia menguasainya dalam usia yang tak lebih dari 18 tahun.

Ke Depan Mundur, Maju ke Belakang
“Bila melihat alam yang indah ini
Tidak terasa kebesaran Allah
Bila mendapat musibah, lupa dirinya hamba
Nikmat yang datang tiada rasa dariNya”
(Hijjaz : antara mata dan hati)

Umar pernah menangis dalam perjalanannya ke Al Aqsha, Palestina. Ia melihat seorang rahib Nasrani begitu khusyu’ mengadapkan wajahnya didepan patung dan salib. Betapa panjang sujudnya, begitu tenang ekpresinya, serius, dan sesekali tersedan. Umar menangis. Air mata mengalir kejanggutnya, bibirnya pelan mengumamkan ayat ini.
“...Bekerja keras lagi kepayahan. Memasuki api yang sangat panas.” (q.s. Al Ghasiyah : 3-4)
Apa yang membuat Umar menangis ? ia begitu iba, ia tak tahan melihat syaitan menyesatkan manusia menuju keyakinan bathil yang begitu teguh terpatri dalam sanubari.
“Katakanlah hai Muhammad, ‘Sediakah jika Kami kabarkan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang sesat dan sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka telah berbuat sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan penjumpaan denganNya. Maka hapuslah amalan-amalan, dan Kami tidak mendirikan bagi mereka pada hari kiamat sedikit penilaian pun. Demikianlah balasan mereka itu adalah Jahannam, disebabkan kekufuran mereka, dan mereka telah mengambil ayat-ayatKu dan Rasul-RasukKu sebagai olok-olokan.” (Al Kahfi : 103-106)

Membidadarikan Diri
Dialog Ummu Salamah dengan Rasulullah saw :
Aku (Ummu Salamah) bertanya : “Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita di dunia ataukah bidadari yang bermata jeli ?”
Rasulullah menjawab : “wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat.”
Ummu Salamah : “mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari ?”
Rasulullah : “karena sholat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya diwajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata : “kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridha dan tak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.”
Ummu Salamah : “Ya Rasulullah salah seorang wanita diantara kami pernah menikah dengan dua, tiga atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga. Siapakah diantara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya disurga?”
Rasulullah : “wahai Ummu salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu diapun memilih siapa diantara mereka yang paling baik akhlaqnya. Lalu dia berkata : “Rabbi, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahilah aku dengannya...”
“....Wahai Ummu Salamah, akhlaq yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” (HR Ath Thabrani)

Dan Kaupun Semakin Mempesona
“...Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karenanya mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (q.s Al Ahzab : 59)
Para akhwat berjilbab itu –sejujurnya- menarik dan mempesona bagi semua laki-laki normal, sebejat apapun dia. Dan adalah Allah yang menjadikan mereka (akhwat) penguji iman bagi para lelaki yang dipanggil Allah di q.s An Nur ayat 30.

PD aja Lagi !
Belum siap berjilab ?
“jilbab itukan panggilan, saya belum merasa terpanggil”
“saya takut merusak citra jilbab, dengan akhlaq yang seperti ini, dengan tingkah yang belum islami, dan segala hal yang ada dalam diri saya. saya hanya takut menodai kesucian pakaian agung ini”
Astaqfirullahal’adzim,,, ini adalah pola fikir yang salah fatal !
menurut Allah hidayah itu datang dengan upaya keras untuk mencarinya. Demi Allah bersungguhlah dalam beramal maka titik terang hidayah akan semakin membesar. Mengapa ? karena amal-amal itu adalah penyubur, seperti guturan minyak pada nyala kecil. Sebagaimana juga iman itu bertambah dengan ketaatan. Apa yang sudah kita tahu dan mampu, itulah yang kita amalkan. Maka kemudian Allah akan memudahkan, membuka jalan, dan mendekatkan sesuatu seolah kita belum mampu melakukannya. Justru dengan sebab amal-amal itu.
Jadi proses menjadi muslimah yang sholihah bukan menunggu akhlaq menjadi baik baru kemudian berjilbab. Kalo sudah bisa dan mampu, lakukanlah ! maka kemudian Allah akan memberi jalan menolong untuk memperbaiki akhlaq, memperindah perangai, dan penghapus segala khawatiran anda.
“...sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa-apa yang ada pada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada di dalam diri-diri mereka ..” (q.s Ar Ra’d : 11)

Cintailah Cinta !
“ Cinta, ruh yang mengalir lembut, menyenangkan, bersinar, jernih, dan ceria...
   Cinta, ruh yang mengalir lembut, menyesakkan, berderai, jernih, dan badai...
   Sulitkah mencintainya ? “

Cintailah sesuatu sewajarnya, kata Rasulullah SAW., karena mungkin suatu ketikaia akan menjadi sesuatu yang kau benci. Dan sederhanalah dalam membenci, karena suatu saat mungkin ia akan menjadi sesuatu yang kau cintai.
Sangat perlu bagi kita menjaga rahasia siapa nama orang yang anda tertarik padanya. Menjaga dalam keikhlasan hati, menjada dalam kesucian khayalan, menjaga dalam ungkasan lisan, dan menjaga dalam ekspresi diri, seperti Fathimah dan ‘Ali, saling mencintai dalam kerahasiaan yang paling rapat, kepasrahan paling kuat, dan ikhtiyar suci yang menemukan jalannya... dalam karunia Allah ! jika kita husnuzhan padaNya.

Saat kemampuan menikah belum ditangan, biarlah cinta berkreasi menjadi keshalihan, perbaikan diri hari demi hari. Karena samapta janji ilahi, telah terukir di pelataran wahyu ; keshalihan menjumpai keshalihan dan kebusukan menjumpai kebusukan. bacalah q.s An Nur ayat 26.

Komentar